Pengertian Wazan dan Macam-macam bentuk Kalimah
A. WAZAN (aturan pelafalan bunyi kata)
Dalam bahasa
Arab kita mengenal aturan pengucapan bunyi kata atau wazan. wazan tersebut terdiri
dari sekitar 29 wazan (aturan pelafalan) dari bentuk kata kerja yang telah
ditentukan, adapun wazan-wazan yang sering digunakan adalah wazan (bentuk pelafalan) fi’il sebagai
berikut :
1.
wazan-wazan
berikut : hapalkan dan pahami !
1- فَعَلَ
– يَفْعُلُ : اُفْعُلْ : نصر – ينصر - : اُنْصُرْ. مدّ – يمد – امدد: مُدَّ
2- فعَل
– يفعِلُ - : اِفعِلْ . وعد – يعِدُ – اوعد : عِدْ
3- فعَل – يفعَل - : اِفعَلْ.- وقَعَ- يقَع- ايقع : قع، فتح – يفتح - افتح
4- فعِل – يفْعَل -: اِفعَلْ :
عَلِم- يعْلَمُ- اعلَم-
5- فعُل – يفعُلُ - : اُفْعُلْ: شَجُعَ-
يَشْجُعُ- اشجع-
1-
فَعِلَ
–يَفْعِلُ -: اِفعِلْ : حَسِبَ- يَحْسِبُ-
احسب-
أ-
مزيد بحرف :
الهمزة: أفعل- أقدم -الألف: فاعل-كاتب -التضعيف: فعّل- قدّم
ب-
مزيد بحرفين:
- الهمزة والنون: انفعل- انكسر الهمزة والتاء: افتعل- اعترف
- الهمزة والتضعيف: افعلّ- احمرّ - التاء والألف: تفاعل- تقاسم
- التاء والتضعيف: تفعّل- تقدّم
ج-
مزيد بثلاثة أحرف:
-الهمزة والسين والتاء: استفعل- استغفر
-الهمزة والواو والتضعيف: احلولى
-الهمزة والألف والتضعيف: افعالّ- اخضارّ
-الهمزة والواو المضعّفة: افعوّل- اجلوّذ
د- الرباعي: فعلل- يفعلل- برهن – يبرهن:
ومزيد الرباعي : قسمان :
1) مزيد
بحرف : التاء في أوله : تفعلل- تبعثر
2) مزيد
بحرفين :
3) الهمزة
والنون : افعنلل- افرنقع
4) الهمزة
والنضعيف : افعوعل- اقشعرّ
2-
Makna
Wazan
أوزان
|
معانى
|
فعل : فتح
|
Membuat
/ membuka
|
أفعل : أخرج
|
Membuatkan /
mengeluarkan
|
فعَّل : كسَّر
|
Membuatkan /
memecahkan
|
تفعَّل : تكوَّن، تركَّب
|
Teperbuat /
terbentuk, tersusun
|
فاعل : قاتل
|
Buat-mambuatkan
/ saling berperang
|
تفاعل : تمارض
|
Pura-pura
membuat/ pura-pura sakit
|
افتعل : اغتفر
|
Teperbuat /
terampuni
|
انفعل : انكسر
|
Teperbuat /
terpecah
|
افعلَّ : احمرَّ
|
Masuk pada
(membuat)/ menjadi merah
|
استفعل : استغفر
|
Minta
(membuat) / minta ampun
|
افعوعل : اعلولط
|
Sangat
(membuat) /
|
افعالَّ : احمارَّ
ملحق به: تفعلل افعنلل
|
Sangat
(membuat) / sangat merah
|
Pada prakteknya apabila kita akan melafalkan satu kata kerja dan
membunyikannya maka terlebih dulu kita identifikasi jumlah huruf yang membentuk
kata tersebut kemudian melafalkan kata tersebut mengikuti aturan dari wazan-wazan
yang sudah ditentukan.
إن، إذ ما، من، ما، مهما، أين، أينما، حيثما، أنّى، متى، أيّان، كيفما، أيّ،
2. Berupa isim makrifat (jelas) berupa isim dlomir, isim yang menunjuk
pada nama-nama, isim yang diberi al, dan isim yang dimudhofkan pada salah satu
yang telah disebutkan.
MACAM DAN BENTUK KALIMAT
Pada dasarnya dalam kalimat terdapat dua unsur penting, yaitu
musnad dan musnad ilaih. Dalam bahasa arab, ada beberapa bentuk
kalimat yang lazim dipakai dengan berbentuk:
1)
Kalimat yang diawali dengan isim/kata non verbal, misal; muhammadun rasululloh, an tashuumu khoirun lakum.
(1)
محمد (م)
رسول الله (خ)،
(2)
(2) أن تصوم (م ) خير (خ) لكم
2)
Kalimat yang diawali dengan kata kerja, misal; yathmainnu al quluubu
bidzikrillah.
يطمئن
القلوب بذكر الله
3)
Kalimat yang diawali dengan dengan keterangan, misal; ‘indaka mudarrisun, A fi al daari rojulun
(1)
عندك
مدرس،
في الدار رجل،
(2)
(2)
الليلة نصلى نافلة
4)
Kalimat yang memiliki dual format yaitu (1) kalimat yang diawali dengan kata isim/benda kemudian diikuti
kata kerja, atau (2) kalimat yang diawali dengan dzorof/keterangan atau (3)
huruf jar dan isim yang dijarkan sedangkan kata yang terletak setelah dzorof
atau jar majrur dibaca rafak. Dan pada hakekatnya sebelum dzorof atau jar
majrur terdapat kata yang dikira-kirakan dan terbuang; bisa berbentuk isim atau
fi’il, contoh
أ-
لدينا المدرس
يعلّم طلابه
ب-
(مستقر ) لديكم كتابُ
اللغة العربية ( اسم الفاعل )
ت-
(يســــتقر) في داركم ضيوفُ
والديكم ( الفعل المصارع )
5)
Kalimat yang diawali dengan komponen kondisional (jika, ketika,
barangsiapa, apapun, dimanapun, kapanpun, bagaimanapun, yang manapun)
meliputi kata:
إن، إذ ما، من، ما، مهما، أين، أينما، حيثما، أنّى، متى، أيّان، كيفما، أيّ،
misal; In qooma
ustadzun Qooma thullabun
ان
قام أستاذ قام طلاب، ان يقم
مدرس يقم طلبة
( 1 ) Kalimat tersusun dan diawali dengan kata benda
Dalam prakteknya istilah jumlah ismiyyah lebih terfokus pada
pemahaman kita tentang susunan mubtadak dan khobar atau pola D (diterangkan) +
M (menerangkan).
Mubtadak dapat kita pahami dengan ciri-ciri berikut;
1. Berupa kata benda, dhohir
atau dhomir (kata ganti)
3. Dibaca rafak (dengan dhommah, wawu, alif dan huruf nun)
4. Terlepas dari komponen yang berupa kata kerja / tidak didahului
oleh kata kerja.
Contoh;
الحكم للزواج
تحقيق العبودية، تنظيم الغريزة الجنسية، إنجاب الذرية
وتكثير النسل.
المبتدأ الخبر
الخبر الخبر
Tarjemah: beberapa hikmah bagi pernikahan adalah
merealisasikan ibadah, mengatur naluri genetika dan melahirkan serta
memperbanyak keturunan.
( 2 ) khobar ( menjelaskan/menerangkan)
Kata benda yang terbaca rafak yang disandarkan pada mubtadak;
menjelaskan mubtadak, menjelaskan rincian dan menyempurnakan kalimat.
Contoh;
ü
الأستاذ حاضر
( خبر ) :
ü
الحضارة
الإسلامية حضارة متقدمة
ü
الطلبة مجدّون
Selanjutnya khobar dapat berbentuk dengan empat bentuk ;
a)
Khobar mufrod; bukan
berbentuk kalimat dan bukan serupa kalimat.
Contoh;
ü
أبو بكر خليفة
ü
الله احد
b)
Khobar yang berbentuk kalimat, meliputi kalimat yang diawali dengan kata benda.
Contoh;
ü
سليمان أبوه
كريم
c)
Khobar yang diawali dengan kata kerja.
Contoh;
ü
موسى يسافر
أخوه
d ) khobar yang diawali didahului oleh huruf jar
Contoh;
ü
المسلون في
المسجد
e)
Khobar yang didahului oleh keterangan tempat.
Contoh;
ü
الطيور فوق
غصن
Terkait dengan pembahasan ini akan dipaparkan bentuk-bentuk isim
makrifat, yaitu;
1)
Isim dhomir (kata ganti);
هو-
هما- هم- هي- هما- هن- انت- انتما- انتم- انت- انتما- انتن- انا- نحن.
2) Isim alam/nama-nama;
مكة، بصرة،
3) Kata tunjuk ;
هذا هذه هؤلاء
4) Kata benda yang diberi Al
الرجل ، النساء
5) Kata benda yang disandarkan pada kata yang telah disebut di atas.
Contoh:
كتابه
كتابك
كتاب احمد
أبن
هذا
أبن
الذي
عورة
الرجل والنساء
Adapun isim nakiroh dapat dipahami sebagai kata benda yang
mempunyai makna masih umum, tidak menunjuk pada satu arti yang dimaksud,
seperti;
نساء
رجل
Atau
dengan kata lain, isim yang layak dimasuki oleh Al yang berfaedah makrifat
(khusus), seperti ;
رجل
.... الرجل .....
dan terkadang dalam kalimat mendahulukan khobar dan mengakhirkan
mubtada’, hal ini terjadi apabila khobar berupa jar majrur atau dzorof dan
madzruf (keterangan) mubtada’ berupa isim nakiroh. Contoh:
عندكم وقت الفراغ، لدينا حصة دراسية، فينا السعادة والإطمئنان
huruf
dan fi’il yang masuk pada kalimat isim
إِنَّ وَ كَانَ وَ أَخَوَاتُهُمَا
Kata إِنَّ
(=sesungguhnya)
dan كَان (=adalah) serta kawan-kawannya sedikit
mengubah kaidah I’rab yang telah kita pelajari sebelumnya sebagai berikut:
1) Bila Harf إِنَّ(=sesungguhnya)
atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah ataupun Jumlah Fi’liyyah
maka Mubtada’ atau Fa’il yang asalnya Isim Marfu’ akan menjadi Isim Manshub.
Perhatikan contoh di bawah ini:
|
Jumlah tanpa Inna
|
Jumlah dengan Inna
|
|
اَلْبَيْت كَبِيْرٌ
|
إِنَّ الْبَيْتَ
كَبِيْرٌ
|
|
(=rumah
itu besar)
|
(=sesungguhnya
rumah itu besar)
|
|
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ غَالٌ
|
لَكِنَّ اَلْبَيْتَ الْكَبِيْرَ غَالٌ
|
|
(=rumah
besaritu mahal)
|
(=akan
tetapi rumah besar itu mahal)
|
|
نَصَرَ اللهُ الْمُؤْمِنَ
|
لَعَلَّ اللهَ يَنْصُرُ الْمُؤْمِنَ
|
|
(=Allah menolong mukmin)
|
(=semoga
Allah menolong mukmin)
|
Yang termasuk kawan-kawan إِنَّ antara
lain:
أَنَّ (=bahwasanya), كَأَنَّ (=seolah-olah), لَكِنَّ (=akan tetapi), لَعَلَّ (=agar supaya), لَيْتَ (=andaisaja), لاَ (=tidak, tidak ada).
أَنَّ (=bahwasanya), كَأَنَّ (=seolah-olah), لَكِنَّ (=akan tetapi), لَعَلَّ (=agar supaya), لَيْتَ (=andaisaja), لاَ (=tidak, tidak ada).
2) Bila Fi’il كَانَ(=adalah)
atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah maka Khabar yang asalnya
Isim Marfu’ akan menjadi Isim Manshub.
|
Jumlah tanpa Kana
|
Jumlah dengan Kana
|
|
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ
|
كَانَ الْبَيْتُ كَبِيْرًا
|
|
(=rumah
itu besar)
|
(=adalah
rumah itu besar)
|
|
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ
جَمِيْلٌ
|
ظَلَّ الْبَيْتُ كَبِيْرًا
جَمِيْلاً
|
|
(=rumah itu besar lagi cantik)
|
(=jadilah rumah itu besar lagi cantik)
|
|
مُحَمَّدٌ سَعِيْدٌ
|
مَا زَالَ مُحَمَّدٌ
سَعِيْدًا
|
|
(=Muhammad bahagia)
|
(=Muhammad senantiasa bahagia)
|
Adapun yang termasuk kawan-kawan كَانَ(=adalah)
antara lain:
أَصْبَحَ/ أَضْحَى/ ظَلَّ/ أَمْسَى/ بَاتَ/ صَارَ(=menjadi),
مَازَالَ(=senantiasa), مَادَامَ(=selama), مَا(=tidak), لَيْسَ (=tidak).
أَصْبَحَ/ أَضْحَى/ ظَلَّ/ أَمْسَى/ بَاتَ/ صَارَ(=menjadi),
مَازَالَ(=senantiasa), مَادَامَ(=selama), مَا(=tidak), لَيْسَ (=tidak).
( 2) kalimat yang diawali dan
tersusun dari kata kerja/fi’il
Dalam bahasa indonesia dikenal istilah kalimat verbal (Predikat kata kerja), intransitif
(kalimat tidak butuh pada objek) dan transitif (kalimat butuh pada objek).
Bahasa arab memiliki struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa kita sehingga
untuk mempermudah kita hanya bisa mepersamakannya. Dalam pemahaman jumlah
fi’liyyah kita bisa merujuk pada istilah
transitif (perlu objek) dan intransitif (cukup dengan subjek saja), artinya
kalimat terkadang tersusun dari kata kerja yang cukup memerlukan fa’il saja
seperti pada contoh no 1, fi’il yang memerlukan pada 1 objek seperti pada
contoh no 2, fi’il yang memerlukan pada 2 objek seperti pada contoh no 3 atau
fi’il yang memerlukan pada 3 objek seperti pada contoh no 4.
Perhatikan misal berikut :
1)
نام
الطالب في الفصل
2)
يشرب
الولد الماء
3)
يظن
الطالب خادما مدرسا )
ظن- حسب- زعم- راى- علّم-علم- اتخذ- جعل- ردّ)
4)
أخبر
الصحفي الأمة رئيسا متبسما. أنبأت عبد الله زيدا مسافرا
Wartawan menginformasikan kepada khalayak bahwa pemimpin
sebagai orang yang tersenyum. Aku menginformasikan kepada abdulloh bahwa
zaid seorang yang pergi.
Jumlah fi’liyyah dapat berupa kalimat yang diawali dengan fi’il madhi ataupun
mudhorik juga fi’il amar (imperatif). Adapun bentuk bunyi dan pengucapan fi’il tersebut
mengikuti salah satu dari 29 wazan (persamaan pelafalan) dari bentuk kata kerja
yang telah ditentukan.
Pada prakteknya apabila kita akan melafalkan satu kata kerja dan
membunyikannya maka terlebih dulu kita identifikasi jumlah huruf yang membentuk
kata tersebut kemudian melafalkan kata tersebut mengikuti aturan dari
wazan-wazan yang sudah ditentukan. Contoh :
ü
نصر الله المسلمين
على الكفار ببدر
ü
ينصر الله
المؤمنين على المشركين في القتال
ü
وعد الله
المؤمنين اجرا عطيما
ü
يفتح الله قلوب
المؤمنين
ü
علّم الله
الانسان ما لم يعلم
ü
يحسن حضور
الطالب قبل المعلم
ü
وسوس الشيطان
قلوب المؤمنين
ü
يحمدل الناس على
الله
ü
يزكي المسلم
اموالهم بالزكاة
ü
يجتمع الطلبة في
القاعة
ü
كلوا واشربوا
طعاما طيبا حلالا
Pada prinsipnya kita dapat melafalkan dan membunyikan semua kata
kalau kita sudah memahami perubahan bentuk masing-masing wazan (aturan
pelafalan) yang telah ditentukan; tsulatsi (3 huruf), ruba’i (4 huruf),
khumatsi (5 huruf) dan sudasi (6 huruf).
1.
TAQDIM dan TA’KHIR (mendahulukan dan mengakhirkan)
Lazimnya dalam struktur bahasa Arab menggunakan susunan :
|
فعل
|
فاعل
|
مفععول به
|
ظرف
|
|
يزور
|
العمال
|
حديقة الحيوان
|
نهارا
|
Akan tetapi tidak sedikit kita jumpai maf’ul bihi/objek terletak di
awal dan fa’il/subjek di belakang, seperti pada contoh :
1) ولا ينفع ذا الجد منك الجد
2)
إنما يخشى الله من عباده العلماء
3)
إياك نعبد (فعل مضارع + ضمير نا فاعلا) وإياك نستعين
4)
الحكمة التي فسّرهـــــا الإمام الشافعي
هي السنة والمنهج العلميّ.
Hikmah yang telah ditafsirkan oleh Imam Syafi’i adalah
perilaku rasul dan metode ilmiah.
Empat kalimat tersebut mempunyai komponen dan susunan yang sama,
perhatikan analisa berikut :
|
فعل
|
مفعول به
|
جار مجرور
|
فاعل
|
|
لا ينفع
|
ذا الجد
|
منك
|
الجد
|
|
انما يخشى
|
الله
|
من عباده
|
العلماء
|
Kata al jaddu dan ulama’ adalah fa’il dari yanfa’u dan yakhsya
mengingat bahwa fa’il dan mubtada’ itu adalah subjek, maka kalimat :
أ.
لا ينفع ذا الجد
منك الجد : سواء بــــــــــــــــــــ
1-لا ينفع الجد ذا الجد منك
2- الجد لا ينفع
ذا الجد منك
ب.
إنما يخشى الله من عباده العلماء : سواء
بــــــــــــــــ
1-
إنما يخشى
العلماء الله
2-
إنما العلماء
يخشون الله
ج. لن ينال الله لحومها
ولا دماؤها ولكن يناله التقوى
Kata luhumuha dan altaqwa adalah fa’il yang berada di belakang,
sedang fa’il dan maf’ul bihi di depan karena fa’il itu sebagai subjek.
Selanjutnya pada contoh yang ketiga adalah mendahulukan maf’ul bihi
(objek) yang berbentuk dlomir/kata ganti yang terbaca mansub (fathah), yang
mengandung makna mengkhususkan (hanya kepadamu kami menyembah).
0 komentar: