Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam


A.    Pengertian Pendekatan Pendidikan Islam

Pendekatan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, perbuatan, dan cara mendekati serta mempermudah pelaksanaan pendidikan. Jika dalam kegiatan pendidikan, metode berfungsi sebagai cara mendidik, maka pendekatan berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut mengalami kemudahan dan keberhasilan. Selain metode-metode memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan Islam, pendekatan-pendekatan juga menempati posisi yang berarti pula untuk memantapkan penggunaan metode-metode tersebut dalam proses pendidikan, terutama proses belajar mengajar. Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam kelangsungan belajar mengajar. Sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan lebih bisa menunjukkan keberhasilan pendidikan anak didik yang berdasarkan skill yang dimilikinya.
Jalaluddin Rahmat(1979:117-119) dan Zainal Abidin Ahmad(1979:138-140) merumuskan pendekatan pendidikan islam dalam 6 kategori yaitu[1]:
a. Pendekatan Tilawah ( Pengajaran )
Pendekatan ini meliputi membacakan ayat-ayat Allah yang bertujuan memandang fenomena alam,bahwah semua ciptaannya memiliki keteratuan yang bersumber dari rabb Al- alamin, bentuk tilawah ini mempunyai indikasi tafakkur (berfikir) dan tadzakkur (berzhikir) dan aplikasiannya membentukan kelompok ilmiah, bimbingan ahli,kompetensi ilmiah dengan landasan akhlak islam.
     b. Pendekatan Tazkiyah ( Penyucian )
Pendekatan ini meliputi menyucikan diri dengan upaya amar ma’ruf dan nahi mungkar yang bertujuan untuk memelihara kebersihan diri dan lingkungannya.
      c. Pendekatan Ta’lim Al-Kitab
Pendekatan ini menjelaskan hukum halal dan haram, dan bertujuan untuk membaca,memahami, dan merenungkan Al-quran dan As-sunnah sebagai keterangan.
     d.  Pendekatan Ta’lim Al-Hikmah
Pendekatan ini hampir sama dengan ta’lim al-kitab,pendekatan ini mengadakan perenungan,reinofasi.interpretasi terhadap pendekatan ta’lim al-kitab.pendekatan al-himah sendiri berupa studi banding antar lembaga pendidikan, pengkajian, penelitian. Dan sehingga terbentuk suatu konsensus umum yang dapat pedomani oleh masyarakat islam secara universal.
     e. Yu’alim-kum Ma’lam Takunu Ta’lamun
Pendekatan yang mengajarkan suatu hal yang benar-benar asing dan belum diketahui,sehingga pendekatan ini membawa peserta didik pada suatu alam pemikiran yang benar-benar luar biasa. Indikator dari pendidikan ini yaitu penemuan teknologi canggih yang dapat membawa manusia pada penjelajahan.
     f.  Pendekatan Ishlah (Perbaikan)
Pelepasan beban yang bertujuan memiliki kepekaan terhadap penderitaan orang lain, memiliki komitmen memihak bagi kaum yang tertindas, dan berupaya menjembatani perbedaan paham. Pelepasan beban bertujuan memelihara ukhuwah islamiah dengan aplikasinya kunjungan ke kelompok dhu’afa.[2]

B. Macam-macam Pendekatan Pendidikan Islam

Pendekatan pendidikan Islam yang seharusnya dipahami dan dikembangkan oleh para pendidik adalah meliputi:
1.       pendekatan psikologis 
Tekanannya  diutamakan pada dorongan - dorongan yang bersifat persuasif dan motivatif, yaitu suatu dorongan yang mampu menggerakan daya kognitif (mencipta hal-hal baru), konotatif (daya untuk berkemauan keras), dan afektif (kemampuan yang menggerakkan daya emosional)[3]. Ketiga daya psikis tersebut dikembangkan dalam ruang lingkup penghayatan dan pengamalan ajaran agama di mana faktor-faktor pembentukan kepribadian yang berproses melalui individualisasi dan sosialisasi bagi hidup dan kehidupannya menjadi titik sentral perkembangannya.
2.      pendekatan sosial-kultural 
Ditekankan pada usaha pengembangan sikap pribadi dan sosial sesuai dengan tuntutan masyarakat, yang berorientasi kepada kebutuhan hidup yang semakin maju dalam berbudaya dan berperadaban. Hal ini banyak menyentuh permasalahan-permasalahan inovasi ke arah sikap hidup yang alloplastis (bersifat membentuk lingkungan sesuai dengan ide kebudayaan modern yang dimilikinya), bukannya bersifat auto plastis (hanya sekedar menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada)
3.      pendekatan religi,
Suatu pendekatan yang membawa keyakinan (aqidah) dan keimanan dalam pribadi anak didik yang cenderung ke arah komprehensif intensif dan ekstensif (mendalam dan meluas). Pandangan yang demikian, terpancar dari sikap bahwa segala, ilmu pengetahuan itu pada hakikatnya adalah mengandung nilai-nilai ke- Tuhanan. Sikap yang demikian harus di internalisasikan (dibentuk dalam pribadi) dan dieksternalisasikan (dibentuk dalam kehidupan di luar diri pribadinya).
4.      pendekatan historis,
Ditekankan pada usaha pengembangan pengetahuan, sikap dan nilai keagamaan melalui proses kesejarahan. Dalam hubungan ini penyajian serta faktor waktu secara kronologis menjadi titik tolak yang dipertimbangkan dan demikian pula faktor keteladanan merupakan proses identifikasi dalam rangka mendorong penghayatan dan pengamalan agama.
5.      pendekatan komparatif,
yaitu pendekatan yang dilakukan dengan membandingkan suatu gejala sosial keagamaan dengan hukum agama yang ditetapkan selaras dengan siatuasi dan zamannya. Pendekatan komparatif ini sering diwujudkan dalam bentuk komparatif studi, baik di bidang hukum agama maupun juga antara hukum agama itu sendiri, dengan hukum lain yang berjalan, seperti hukum adat, hukum pidana/perdata, dan lain-lain.
6.      pendekatan filosofis,
yaitu pendekatan yang berdasarkan tinjauan atau pandangan falsafah. Pendekatan demikian cenderung kepada usaha mencapai kebenaran dengan memakai akal atau rasio. Pendekatan filosofis sering dipergunakan sekaligus dengan pola berpikir yang rasional dan membandingkan dengan pendapat-pendapat para ahli filsafat dari berbagai kurun zaman tertentu beserta aliran filsafatnya.

C.    Pengertian Metode Pendidikan Islam

Metode pendidikan islam bersumber pada Al-qur’an dan Al- hadis yang Berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya “melalui” dan hodos yang artinya” jalan atau cara”. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. untuk mencapai tujuan ini di tempatkan pada posisinya sebagai cara menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu, atau tersistematisasinya suatu pendidikan. dengan pengertian ini, metode lebih memperlihatkan sebagai alat untuk mengelola dan mengembangkan suatu gagasan, sehingga menghasilkan suatu teori atau temuan.[4]
Adapun istilah metodologi berasal dari kata metoda dan logi. Logi berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti akal atau ilmu. Jadi metodologi artinya ilmu tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Arab kata metode diungkapkan dalam berbagai kata. Terkadang digunakan kata atthariqah, manhaj, dan alwashilah. Thariqah berarti jalan, manhaj berarti sistem, dan washilah berarti perantara atau mediator.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam[5].Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seseorang pendidik dapat memahami hakikat metode dalam relevansinya dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu terbentuknya ilmu pendidikan islam.
Pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah swt. Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya dan berhasil guna menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran Islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantab.                                    
Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik[6].
Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. Oleh karena itu, metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting) dimana pengajaran berlangsung.
Pada dasarnya metode pendidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendekatan Islam. Selain itu, metode pendidikan Islam akan mampu menempatkan manusia diatas. luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak demikian kepada penghuni bumi lainnya.

D.    Metode-metode pendidikan Islam

Metode-metode yang ditawarkan An-Nahlawi tersebut adalah sebagai berikut[7]:
1.      metode khiwar ( percakapan )
ialah percakapan antara dua pihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai satu topik, dan dengan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang diinginkan. Metode ini, disebut pula metode khiwar yang meliputi dialog khitabi dan ta’abudi (bertanya dan lalu menjawab) dialog deskriptif dan dialog naratif (menggambarkan lalu mencermati), dialog argumentatif (berdiskusi lalu mengemukakan alasan), dan dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman). Untuk yang terakhir ini, dialog nabawi sering dipraktekkan oleh sahabat ketika mereka bertanya sesuatu kepada Rasulullah.
2.      metode qishah ( kisah )
metode kisah disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah Islam, yakin Al-qur’an dan Hadits. Al-Razzi mengemukakan bahwa kisah merupakan penelusuran terhadap kejadian masa lalu.
pentingnya metode kisah diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan). Kisah atau cerita sebagai suatu metode pendidikan mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan hati seseorang, yang terdapat banyak kisah yang di tampilkan dalam Al-qur’an yang semuanya dapat diambil hikmah dan pelajaranya terutama kisah-kisah manusia terdahulu yang telah Allah binasakan.Kisah-kisah dalam Al-qur’an dan Hadits, secara umum bertujuan untuk memberikan pengajaran terutama kepada orang-orang yang mau menggunakan akalnya.
Metode ini merupakan suatu bentuk teknik penyampaian informasi dan instruksi yang amat bernilai, dan seorang pendidik harus dapat pendidikan islam di rumah, sekolah dan masyarakat. Dalam pelaksanaan penddikan islam.
3.      Metode amtsal ( perumpamaan )
Metode ini, disebut pula metode “amsal” yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, dalam perumpamaan ini baik di gunakan sehingga mudah memahami suatu konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-qur’an memiliki tujuan psikologi edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
Metode ini juga baik jika di digunakan oleh para guru dalam mengajarkan peserta didiknya, terutama menanamkan karakter kepada mereka, cara menerapkan metode ini hampir sama dengan metode kisah. Menurut An-Nahlawi mempuyai pedagogis diantaranya sebagai berikut:
1)      mendekatkan makna pada pemahaman
2)      merangsang kesan dan pesan yang berkaitan dengan makna yang tersirat dalam perumpamaan tersebut.
3)      Mendidik akal supaya berpikir logis dan menggunakan qiyas yang logis dan sehat.
4)      Perumpamaan merupakan motif yang mengerakkan perasaan menghidupkan naluri, yang menggugah kehendak dan mendorong seseorang untuk melakukan amal yang baik dan menjauhi segala kemungkaran[8].
Metode ini digunakan sesuai dengan ketentuannya dan digunakan dengan kondisi yang tepat dengan keadaan jiwa seseorang, maka metode perumpamaan dan penyerupaan merupakan salah satu metode yang penting dalam proses pendidikan[9].
4.      metode keteladanan 
Metode yang lebih efektif dan efisien, karna peserta didik juga umumnya cenderung meniru guru atau pendidiknya, disebut juga metode meniru yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik. Dalam Al-qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian diberikan sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik. Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan akhlak al-mahmudah kepada peserta didik. Seperti pada Surah Q.S Al-Ahzab ayat : 21
  لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya : Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
5.      Metode pembiasaan
Pembiasaan merupakam sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang, agar suatu itu ingin menjadi kebiasaan maka metode ini berintikan pengalaman. Karna yang dibiasakan adalah pengulangan. Metode ini sangat efektif dalam rangka pembinaan karakter dan kepribadian anak. Metode pembiasaan ini sangat dianjurkan dalam Al- qur’an dalam memberikan materi pendidikan dengan melalui kebiasaan yang dilakukan secara bertahap, dan bisa  mengubah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat negatif..
          Dalam dunia psikologi, metode pembiasaan ini dikenal dengan teori operant conditioning, yakni membiasakan peserta didik untuk berprilaku terpuji, disiplin dan giat belajar, bekerja keras dan ikhlas serta jujur dan tanggung jawab atas segala tugas  yang telah dilakukan.
6.      metode ibrah dan mau’izhah (nasihat)[10]
Metode ini disebut juga metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan anak didik terhadap hakekat sesuatu, serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.
Menurut Al-qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi tertentu.
7.      Metode peringatan
Merupakan penyempurnaan dari metode nasehat, dalam metode ini terdapat aktivitas yang sangat jelas  dalam mengarahkan pendidikan, dan memiliki pengaruh terhadap jiwa jika dilakukan dalam waktu  yang tepat dan kondisi  yang tepat pula, metode ini akan mempengaruhi  dan membawa bermanfaat pada hati seseorang.
8.      metode targhib dan tarhib 
targhib ialah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang disertai dengan bujukan. tarhib disebut “ancaman” dan “intimidasi” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan peserta didik. Istilah targhib dan tarhib dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan Rosulnya. Jadi, juga dapat diartikan sebagai ancaman Allah melalui penonjolan salah satu sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar mereka (peserta didik) teringat untuk tidak melakukan kesalahan. Akan tetapi keduanya mempunyai titik tekan yang berbeda, targrib agar melakukan kebaikan yang diperintahkan Allah sedangkan tarhib  agar menjauhi perbuatan jelek yang dilarang oleh Allah.
Metode ini didasarkan atas fitrah manusia, yaitu sifat keinginan kepada kesenangan, keselamatan, dan tidak menginginkan kesedihan dan kesenangan. Perbedaan mendasar menurut Ahmad Tafsir  adalah bahwa targhib dan tarhib bersandar kepada ajaran Allah, sedangkan ganjaran dan hukuman bersandarkan ganjaran dan hukuman duniawi, sehingga perbedaan tersebut memiliki implikasi yang cukup penting[11].
9.      Metode praktik
Metode praktil sebagai metode pendidikan yang saling penting, karena belajar dan pengalaman keduannya menghendaki metode secara langsung (praktik). metode ini menghendaki usaha individu peserta didik terhadap pengetahuan dan keterampilan, serta mempraktekannya sendiri.
Metode ini merupakan salah satu metode yang interaktif yang banyak dianjurkan oleh para ahli psikologi pada masa kini, proses  pendidikan dengan berbagai aspeknya yang bervariatif tidak sempurna dengan hanya dengan menggunakan metode ceramah dan hafalan, atau dengan nasehat dan bimbingan.  Ini menunjukkan bahwa satu metode tidak cukup untuk menyampaikan materi tertentu memiliki keterkaitan satu sama lain.
10.  Metode ceramah
Metode ceramah merupakan cara penyajian pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.cara mengaajar dapat dikatakan juga sebagai teknik kulia, yaitu cara mengajara dengan menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Dapat dipahami bahwa  metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan menuturkan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik.
Metode ini termasuk metode pembelajaran yang sangat klasik, akan tetapi sampai saat ini metode ceramah sering digunakan guru atau instruktur dalam pembelajaran di kelas. Dalam metode ini siswa tidak banyak berperan hanya lihat, duduk, dan mendengarkan dan percaya apa-apa yang disampaikan oleh gurunya itu adalah benar[12].
11.  Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Dalam proses pembelajaran, metode ini dapat mendapatkan perhatian yang lebih kusus, karna dengan metode ini dapat merangsang siswa berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri. Tujuan utama dalam metode diskusi yaitu  untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, untuk melatih siswa berfikir kritis terhadap permasalahan yang ada, dengan berlatih mengemukakan pendapat sendiri.
Dalam metode ini sebagai guru harus harus berusaha semaksimal mungkin mengerahkan agar siswa turut aktif dan berperan dalam diskusi tersebut, dan guru harus berlaku bijaksana dalam mengatur dan mengarahkan diskusi, agar berjalan dengan lancar dan aman dan memberikan kesempatan terhadap hasil diskusi.
12.  Metode demontrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan menggunakan peragaan yang berguna untuk memperjelas suatu pengertian atau konsep-konsep untuk memeperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa (Zakiyah Darajat, 2001 : 296). Dalam pengertian lain metode demontrasi merupakan metode penyajian materi pelajaran dengan cara memperagaan atau mendemonstasikan atau mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan (Sanzaya, 2006 : 152).
Kedua definisi di atas memiliki kesamaan masing-masing, karna keduanya menekankan pada adanya praktik atau menunjukan suatu kepada siswa tentang bagaimana cara melakukannya. Dengan menggunakan metode ini dapat menyajikan bahan pelajaran kepada siswa secara lebih konkret dan mudah dipahami ketimbang hanya memberikan informasi berupa konsep-konsep. Strategi pembelajaran demontrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
13.  Metode simulasi
Kata simulasi berasal dari kata simulate yanga artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.
Simulasi juga dapat dilakukan dalam pembelajaran dalam pembelajaran fiqih, misalanya bagaimana cara melakukan cara jual beli yang memenuhi kretiria syar’i cara melakukan ibadah haji, dengan adanya pembelajran tersebut dapat dilakukan dengan simulasi[13].
14.  Metode proyek
Metode proyek dalam pembelajaran dapat juga dinamakan metode pembelajaran unit. Daklam pelaksanaanya, siswa disuguhi dengan berbagai macam masalah, dan siswa bersama-sama menghadapi masalah tersebut dengan mengikuti langkah-langkah tertentu secara ilmiah, logis, dan sistematis.
Cara demikian termasuk tehnik yang modern, karna siswa tidak dapat begitu saja mnghadapi persoalan tanpa pemikiran-pemukiran ilmiah. Dan tujuan dari pembelajaran ini  untuk melatih siswa agar berfikir secara ilmiah, logis dan sistematis. Dalam prakteknya akan menemui banyak masalah dan guru berkewajiban melatih siswa untuk memberikan kemampuan teknik dalam menghadapi masalah-masalah di lingkungan masyarakat tersebut.
Pusat kegiatan dalam metode ini terletak pada siswa, sementara guru berfungsi sebagai pembimbing mekanisme kerja siswa dengan bekerja bersama-sama.

BAB III PENUTUP

Pendekatan pendidikan Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam kelangsungan belajar mengajar. Macam-macam pendekatan pendidikan Islam, antara lain : Pendekatan Psikologis, Pendekatan Sosial-Kultural, Pendekatan Religi, Pendekatan Historis, Pendekatan Komparatif, dan Pendekatan Filosofis.
Metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan   pencapaian tujuan pendidikan Islam. Metode Pendidikan Islam Meliputi :
a.    Metode hiwar ( percakapan)
b.    Metode qishah ( kisah)
c.    Metode amsal ( perumpamaan )
d.    Metode keteladanan
e.    Metode pembiasaan
f.     Metode mau’idzhah ( nasihat
g.     Metode peringatan
h.    Metode targhib dan tarhib
i.      Metode praktik
j.      Metode ceramah
k.    Metode diskusi
l.      Metode demontrasi
m.  Metode simulasi
n.    Metode proyek
Dari makalah yang kami susun semoga akan menjadikan manfaat bagi kita semua. Namun, penyusun menyadari dari penyusunan makalah ini banyak sekali kesalahan baik dari tulisan maupun kata-katanya. Dengan makalah ini di harapkan dapat menjaga salah satu dari referensi tentang materi pendekatan dan metode pendidikan islam.  Dengan keterbatasan dan kemampuan penyusun, maka untuk pengembangan lebih lanjut di dasarkan para pembaca untuk turut mencari sumber-sumber lain guna menyempurnakan materi serta dapat  memberi masukan kepada penyusun guna memperbaiki dan menyempurnakan kedepannya.


Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Mujib, Abdullah. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset.

Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Amzah.





[1]Ibid, hlm. 183.
[2]Ibid, hlm. 184-185.
[3] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm. 218.

[4] Heri gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2014), hlm. 225.
[5] Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hlm. 41.
[6] Abdullah Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset, 2008), hlm. 167.
[7] Heri Gunawan, Op Cit, hlm. 260 – 262.
[8] Ibid, hlm. 263 – 264.
[9] Ibid, hlm. 265 – 267.
[10] Ibid, hlm. 268 – 271.
[11] Ibid, hlm. 272 – 274.
[12] Ibid, hlm. 275 – 284.
[13] Ibid, hlm. 287 – 290.


0 komentar: